Inovasi CSBM Maritim Dalam Menjawab Tantangan Keamanan Regional Asia Tenggara

Penulis

  • Surya Wiranto Pusjianmar Seskoal Penulis

DOI:

https://doi.org/10.52307/f74re478

Kata Kunci:

Keamanan maritim, Asia Tenggara, CSBM, Diplomasi Pertahanan, Inovasi teknologi

Abstrak

Tulisan ini mengkaji inovasi Confidence and Security Building Measures (CSBM) maritim sebagai respons terhadap dinamika dan tantangan keamanan regional di Asia Tenggara. Kajian ini berangkat dari partisipasi penulis dalam workshop “New Maritime CSBMs in Southeast Asia” yang diselenggarakan oleh Asia-Pacific Leadership Network (APLN), serta analisis terhadap kecenderungan ancaman kontemporer seperti operasi zona abu abu (grey-zone operations), klaim tumpang tindih Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE), dan kesenjangan kemampuan Maritime Domain Awareness (MDA). Artikel ini mengusulkan kerangka CSBM maritim generasi baru yang berlandaskan pada tiga pilar utama, yaitu: (1) sistem verifikasi aktivitas maritim secara real-time berbasis Distributed Ledger 
Technology (DLT); (2) protokol krisis maritim multilateral dengan mekanisme hotline dan table-top exercise (TTX) terstandar; serta (3) kerangka Risk Reduction Measures (RRM) yang terukur melalui peta batas patroli koersif dan zona pengecualian aktivitas militer. 
Rencana implementasi operasional dirancang untuk periode 2025–2027 dengan mencakup pembentukan tim penilaian risiko bersama, program peningkatan kapasitas, dan konsorsium berbagi data citra satelit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sinergi 
antara teknologi verifikasi dan diplomasi preventif mampu mengurangi insiden jarak dekat (close-quarters incidents) sekaligus memperkuat ketahanan keamanan maritim kawasan. 

Biografi Penulis

  • Surya Wiranto, Pusjianmar Seskoal

    Tulisan ini mengkaji inovasi Confidence and Security Building Measures (CSBM) maritim sebagai respons terhadap dinamika dan tantangan keamanan regional di Asia Tenggara. Kajian ini berangkat dari partisipasi penulis dalam workshop “New Maritime CSBMs in Southeast Asia” yang diselenggarakan oleh Asia-Pacific Leadership Network (APLN), serta analisis terhadap kecenderungan ancaman kontemporer seperti operasi zona abu abu (grey-zone operations), klaim tumpang tindih Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE), dan kesenjangan kemampuan Maritime Domain Awareness (MDA). Artikel ini mengusulkan kerangka CSBM maritim generasi baru yang berlandaskan pada tiga pilar utama, yaitu: (1) sistem verifikasi aktivitas maritim secara real-time berbasis Distributed Ledger 
    Technology (DLT); (2) protokol krisis maritim multilateral dengan mekanisme hotline dan table-top exercise (TTX) terstandar; serta (3) kerangka Risk Reduction Measures (RRM) yang terukur melalui peta batas patroli koersif dan zona pengecualian aktivitas militer. Rencana implementasi operasional dirancang untuk periode 2025–2027 dengan mencakup pembentukan tim penilaian risiko bersama, program peningkatan kapasitas, dan konsorsium berbagi data citra satelit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sinergi antara teknologi verifikasi dan diplomasi preventif mampu mengurangi insiden jarak dekat (close-quarters incidents) sekaligus memperkuat ketahanan keamanan maritim kawasan. 

ARTIKEL1

Unduhan

Diterbitkan

02-12-2025

Cara Mengutip

Inovasi CSBM Maritim Dalam Menjawab Tantangan Keamanan Regional Asia Tenggara. (2025). Jurnal Maritim Indonesia, 13(2), 22. https://doi.org/10.52307/f74re478

Artikel Serupa

1-10 dari 106

Anda juga bisa Mulai pencarian similarity tingkat lanjut untuk artikel ini.